Sejak masuk Islam, Umar bin Khattab
radhiyallahu ‘anhu telah membuat bumi Makkah bergetar. Orang-orang kafir
Quraisy pun gemetar.
Tak lama setelah memproklamirkan diri
sebagai muslim, ia mengajak para sahabat untuk terang-terangan keluar.
Melihat para sahabat thawaf mengelilingi ka’bah dipimpin Hamzah dan
Umar, kaum musyrikin Makkah serasa menyaksikan kobaran kilat dan suara
halilintar.
Ketika hijrah, Umar pergi dengan
tantangan terbuka. “Aku mau berangkat hijrah. Siapa yang ingin anaknya
menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, silahkan hadang aku!” Dan tak
ada yang berani menghalangi. Seluruh ksatria kaum musyirin gentar.
Ketika menjadi khalifah setelah wafatnya
Abu Bakar, Umar menorehkan sejarah sebagai pemimpin Islam yang
fenomenal. Keadilannya tersebar dari Madinah hingga batas negeri
terluar. Maka Michael H Hart pun memasukkannya sebagai salah satu dari
100 orang paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Umar tercatat
menghasilkan futuhat Islamiyah terbesar.
Sahabat mulia bergelar al faruq
ini tak hanya ahli memimpin negara dan perkasa di medan perang. Ia juga
seorang inspirator ulung yang nasehat-nasehatnya menyentuh jiwa dan
produk ijtihadnya menjadi khazanah keilmuan dari zamannya hingga zaman
kita.
Salah satu nasehat Umar bin Khattab diabadikan dalam kitab Nashaihul ‘Ibad.
Ada delapan nasehat Umar bin Khattab dalam sebuah atsar beliau yang
oleh Syekh Nawawi Al Bantany diberi judul Delapan Nasehat Umar:
- Barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu maka dia akan diberi hikmah
- Barangsiapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu maka dia akan diberi kekhusukan dalam hati
- Barangsiapa meninggalkan makan yang berlebihan maka dia diberi kenikmatan beribadah
- Barangsiapa meninggalkan tertawa yang berlebihan maka dia akan diberi kewibawaan
- Barangsiapa meninggalkan humor maka dia akan diberi kehormatan
- Barangsiapa meninggalkan cinta duniawi maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat
- Barangsiapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri
- Barangsiapa meninggalkan pembahasan tentang bagaimana wujud Allah maka dia akan terhindar dari nifaq
Nasehat-nasehat ini luar biasa. Mari
kita berusaha mengamalkannya. Meskipun di zaman sekarang, tantangannya
relatif lebih besar. Medsos yang memfasilitasi kita lebih banyak
berucap, mobilitas dan media yang memfasilitasi kita lebih banyak
memandang, aneka acara humor yang menstimulus kita untuk lebih banyak
tertawa, hingga mudahnya akses informasi yang membuat kita terjebak
menguiti aib sesama.
Sumber : Bersama Dakwah
0 komentar:
Posting Komentar