Kamis, 23 Agustus 2018

Amalkan Ini Sebelum Tidur, Insya Allah Masuk Surga

Lakukan amal ringan ini sebelum tidur. Tidak butuh waktu lama. Bahkan bisa dilakukan sambil berbaring. Fadhilahnya luar biasa; masuk surga. Sudah dibuktikan oleh sahabat Nabi.
Kisahnya diabadikan Abdullah bin Mubarok rahimahullah dalam kitab Zuhud. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ketika para sahabat sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba beliau bersabda: “Sebentar lagi akan datang seorang penghuni surga.”
Para sahabat tentu penasaran, siapa gerangan yang dijamin masuk surga itu. Tak lama kemudian, seorang laki-laki Anshor lewat di depan mereka sambil menenteng sandal. Air wudhu tampak masih membasahi janggutnya.
Besoknya, Rasulullah bersabda dengan sabda yang sama. “Sebentar lagi akan datang seorang penghuni surga.”
Para sahabat memperhatikan, siapa yang akan datang. Sungguh beruntung ia telah dijamin masuk surga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tak lama kemudian, datang kembali laki-laki yang sama dalam kondisi yang sama dengan kemarin.
Besoknya lagi, Rasulullah juga bersabda. “Sebentar lagi akan datang seorang penghuni surga.” Dan lagi-lagi, yang muncul adalah laki-laki yang sama.
Abdullah bin Amr bin Ash penasaran amal apa yang dilakukan oleh laki-laki tersebut hingga sudah dijamin masuk surga oleh Rasulullah. Putra Amr bin Ash itu pun minta izin untuk menginap di rumahnya.
Tiga hari tiga malam di rumahnya, Abdullah bin Amr bin Ash tidak menemukan suatu amal yang istimewa. Sholatnya biasa, dzikirnya biasa, bahkan qiyamul lailnya tidak.
Karena sudah tiga hari dan tidak berhasil menemukan amal istimewa, Abdullah bin Amr berpamit hendak pulang.
“Wahai saudaraku, sebenarnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku. Hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut mensabdakan, ‘Sebentar lagi akan datang seorang penghuni surga.’ Ternyata engkau yang muncul selama tiga kali berturut-turut itu. Karenanya aku menginap di rumahmu untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Aku tidak melihatmu mengerjakan amalan istimewa. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah menjaminmu masuk surga?”
“Seperti yang engkau lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa,” kata laki-laki tersebut. “Hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.”
Ternyata itulah amal yang membuatnya dijamin masuk surga. Ia tidak hasad, justru suka memaafkan orang lain. Menjelang tidur, ia memaafkan setiap orang yang bersalah padanya dan ia membersihkan hati dari segala rasa iri. Persis seperti doa orang-orang yang dipuji Allah:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hasyr: 10)
Mau masuk surga? Amalkan amal ringan sebelum tidur ini. Ringan bukan berarti mudah dilakukan, namun tidak mengharuskan kondisi fisik tertentu, bahkan bisa sambil berbaring. Maafkan setiap orang dan bersihkan diri dari segala rasa iri. Tidurlah setiap malam dalam kondisi tanpa dendam dan tanpa rasa iri. Insya Allah surga menanti.
Sumber : Bersama Dakwah

Delapan Nasehat Umar yang Bikin Kita “Tertampar”

Sejak masuk Islam, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu telah membuat bumi Makkah bergetar. Orang-orang kafir Quraisy pun gemetar.
Tak lama setelah memproklamirkan diri sebagai muslim, ia mengajak para sahabat untuk terang-terangan keluar. Melihat para sahabat thawaf mengelilingi ka’bah dipimpin Hamzah dan Umar, kaum musyrikin Makkah serasa menyaksikan kobaran kilat dan suara halilintar.
Ketika hijrah, Umar pergi dengan tantangan terbuka. “Aku mau berangkat hijrah. Siapa yang ingin anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, silahkan hadang aku!” Dan tak ada yang berani menghalangi. Seluruh ksatria kaum musyirin gentar.
Ketika menjadi khalifah setelah wafatnya Abu Bakar, Umar menorehkan sejarah sebagai pemimpin Islam yang fenomenal. Keadilannya tersebar dari Madinah hingga batas negeri terluar. Maka Michael H Hart pun memasukkannya sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Umar tercatat menghasilkan futuhat Islamiyah terbesar.
Sahabat mulia bergelar al faruq ini tak hanya ahli memimpin negara dan perkasa di medan perang. Ia juga seorang inspirator ulung yang nasehat-nasehatnya menyentuh jiwa dan produk ijtihadnya menjadi khazanah keilmuan dari zamannya hingga zaman kita.
Salah satu nasehat Umar bin Khattab diabadikan dalam kitab Nashaihul ‘Ibad. Ada delapan nasehat Umar bin Khattab dalam sebuah atsar beliau yang oleh Syekh Nawawi Al Bantany diberi judul Delapan Nasehat Umar:
  1. Barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu maka dia akan diberi hikmah
  2. Barangsiapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu maka dia akan diberi kekhusukan dalam hati
  3. Barangsiapa meninggalkan makan yang berlebihan maka dia diberi kenikmatan beribadah
  4. Barangsiapa meninggalkan tertawa yang berlebihan maka dia akan diberi kewibawaan
  5. Barangsiapa meninggalkan humor maka dia akan diberi kehormatan
  6. Barangsiapa meninggalkan cinta duniawi maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat
  7. Barangsiapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri
  8. Barangsiapa meninggalkan pembahasan tentang bagaimana wujud Allah maka dia akan terhindar dari nifaq
Nasehat-nasehat ini luar biasa. Mari kita berusaha mengamalkannya. Meskipun di zaman sekarang, tantangannya relatif lebih besar. Medsos yang memfasilitasi kita lebih banyak berucap, mobilitas dan media yang memfasilitasi kita lebih banyak memandang, aneka acara humor yang menstimulus kita untuk lebih banyak tertawa, hingga mudahnya akses informasi yang membuat kita terjebak menguiti aib sesama.


Sumber : Bersama Dakwah

Mengapa Umar bin Khattab Digelari Al Faruq

Di antara tradisi orang-orang Arab, selain nama asli, mereka memiliki nama kuniyah (panggilan) dan laqab (julukan/gelar). Para sahabat, banyak yang mendapatkan laqab dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Termasuk Umar bin Khattab yang mendapat gelar Al Faruq.
Mengapa Umar bin Khattab mendapat gelar al faruq?
Prof Dr Ali Muhammad Ash Shalabi dalam Biografi Umar bin Khattab menjelaskan bahwa Umar mendapat gelar al faruq yang artinya pembeda karena ia menunjukkan keislaman di Makkah. Dengan Islam itu, Umar mampu membedakan antara kafir dan iman.
Dr Mushtafa Murad dalam Kisah Hidup Umar bin Khattab menjelaskan bahwa Rasulullah memberikan gelar al faruq karena Umar bin Khattab mampu membedakan yang benar dan yang batil.
Al faruq juga berarti memisahkan.
“Allah telah menempatkan kebenaran di lisan dan hati Umar,” sabda Rasulullah dalam riwayat Ahmad, “Dialah al faruq yang memisahkan yang haq dan yang batil.”
Ketegasan Umar bin Khattab dalam banyak hal menunjukkan bahwa gelar pemberian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini sangat tepat. Di saat orang lain ragu, Umar bin Khattab berani maju dan sering kali bahasa yang keluar dari lisannya ketika ada yang melecehkan Islam adalah “wahai Rasulullah, ijinkan aku tebas lehernya dengan pedang.”
Ada pula makna lain dari al faruq sebagai penjaga Rasulullah dan pencerai berai barisan kaum kafir. Dalam banyak peperangan, Umar adalah tak terkalahkan. Ia melindungi Rasulullah dan melindungi Islam, hingga kelak dipilih menggantikan Abu Bakar sebagai kepala negara.
Ada banyak ragam makna al faruq; pembeda, yang memisahkan, penjaga. Yang kesemuanya memiliki benang merah bahwa ketika Umar bin Khattab telah masuk Islam, ia menjadi pembeda dan pemisah antara yang haq dan yang batil sekaligus menjaga yang haq dan melindunginya dari yang batil.
Hari-hari pertama masuk Islam, Umar bin Khattab bertanya kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, bukankah kita hidup dalam kebenaran dan mati dalam kebenaran?”
Rasulullah menjawab tegas, “Ya. Demi Allah, hidup dan mati kita dalam kebenaran.”
“Jika demikian, mengapa kita sembunyi-sembunyi dalam mendakwahkan ajaran kita. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, telah tiba saatnya untuk keluar.”
Rasulullah mengamini usulan Umar. Maka itulah kali pertama umat Islam menampakkan diri secara terang-terangan. Para sahabat dibagi menjadi dua barian; satu barisan dipimpin Hamzah dan satu barisan dipimpin Umar. Kemudian mereka menuju ka’bah dan tak satu pun orang Quraisy berani mengganggu mereka. Sejak saat itulah Umar dipanggil dengan julukan al faruq.
Sumber : Bersama Dakwah

Anak Iblis Paling Berbahaya di Dunia, Ini Tugas Mereka


Al Hafizh Imam Jamaluddin Abul Faraj Abdurrahman Ibnul Jauzi al Baghdadi rahimahullah dalam bukunya, Tabliis Iblis, menjelaskan nama lima anak iblis dan tugas-tugas mereka.

1. Tsabr

Tugas anak iblis bernama Tsabr ini adalah mendatangi orang-orang yang terkena musibah dan membuat mereka menampar pipinya sendiri, menyobek baju, merusak dan mengeluarkan kata-kata jahiliyah.
Tsabr sangat berhasil jika manusia yang terkena musibah marah kepada Allah dan mencela takdir.

2. A’war

Anak iblis bernama A’war ini tugasnya merayu manusia agar berzina. Menghembuskan ke pikiran manusia bahwa zina itu sangat nikmat dan menipu mereka agar menganggapnya sebagai perbuatan yang bagus.

3. Miswath

Miswath tugasnya membawa dusta. Ia menghembuskan kedustaan dan kebohongan kepada manusia agar mereka semakin tertarik mendengarnya dan kemudian menyebarkan kedustaan itu.
Dihiasinya kedustaan dan kebohongan menjadi demikian menarik, bahkan kadang ia muncul menyerupai manusia untuk memprovokasi orang yang menjadi sasarannya.

4. Dasim

Anak iblis yang satu ini tugasnya menyusupkan penampakan cela seseorang kepada orang lain. Sehingga orang yang disasarnya tidak melihat kecuali celanya saja sehinga ia marah dan membenci orang tersebut.
Tak hanya orang yang jauh seperti kompetitor atau rekan kerja, bahkan ia menghembuskan cela istri kepada suaminya dan cela suami kepada istrinya agar saling berselisih bahkan bercerai.

5. Zaknabur

Dialah yang ditugasi Iblis untuk menguasai pasar. Ia mengibarkan bendera di sana sehingga manusia termakan bujuk rayu untuk curang, mengurangi timbangan, menipu, riba dan lain sebagainya.
Lima anak iblis dengan tugasnya itu baru menggambarkan sebagian aktifitas mereka. Sebab iblis telah bersumpah untuk selalu berusaha menyesatkan manusia dengan berbagai cara.
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ


Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Shad: 82-83)
Allah mengabadikan deklarasi perang iblis dalam Surat Shad ayat 82. Namun Allah juga membuat iblis memberitahukan siapa saja yang akan selamat dari upaya penyesatan itu. Mereka adalah orang-orang yang mukhlasin.
“Si iblis mengakui terus terang bahwa ada pengecualiannya, atau karena dia merasa tidak berani mendekatinya,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar, “yaitu hamba-hamba Allah yang telah disucikan. Karena walaupun dia coba bagaimanapun, dan tentu kadang-kadang dicobanya, tidaklah akan berhasil.”
Siapakah mukhlasin yang tidak bisa disesatkan iblis dan anak iblis itu? Buya Hamka menjelaskan bahwa mereka adalah orang yang telah disucikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala karena senantiasa mendekat kepadaNya. Sedangkan Ibnu Taimiyah dalam Tazkiyatun Nafs menjelaskan bahwa mukhlasin adalah orang yang istiqamah dalam ikhlas, tidak berbuat syirik kepadaNya.

Semoga kita semua dimasukkan Allah ke dalam golongan hambaNya yang mukhlasin, yang selamat dari tipu daya iblis serta anak cucunya. Lalu kita mendapat rahmat Allah dan kelak dimasukkan ke dalam surgaNya.

Sumber : Bersama Dakwah

Hidup Akan Hampa

Kehidupan tanpa takbir akan terasa fakir. Kehidupan tanpa Al-Fatihah akan terasa susah. Kehidupan tanpa ayat-ayat terasa makin menyayat. Kehidupan tanpa ruku' akan semakin terpuruk. Kehidupan tanpa I'tidal akan terasa mengganjal. Kehidupan tanpa sujud akan terasa carut marut. Kehidupan tanpa salam akan terasa kelam.

▪Tanpa shalat diri mudah bermaksiat. Tanpa doa diri merasa hampa. Tanpa munajat hidup makin sesat. Tanpa sabar kan banyak nafsu yang diumbar. Tanpa syukur kan jadi hamba-hamba yang kufur. Tanpa dzikir diri kan tergelincir.

® Ada tasbih kala hati merintih. Ada tahlil kala diri merasa terkucil. Ada tahmid kala harus merasakan sakit. Ada takbir kala hidup merasakan yang getir. Itulah kalimah thayibah yang senantiasa menjadikan hidup ini berkah

▪Bila lisan dan hati tak pernah usai untuk mengingat Allah, jiwa ini kan senantiasa ternaungi cahaya Ilahi. Langkah pun senantiasa menuju jalan kebenaran yang hakiki.

© Maka jauhkan diri dari kelalaian, niscaya hidup kan terselamatkan. Jauhkan diri dari keburukan, niscaya hidup kan raih kemuliaan.

▪Ingatlah Surga telah menanti hingga diri tak lagi terlena oleh duniawi. Ingatlah Surga kan jadi tempat tinggal maka segeralah untuk mengumpulkan bekal.

"Kemudian sesungguhnya, Tuhanmu mengampuni orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya,
kemudian mereka bertobat setelah itu memperbaiki dirinya, Sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nahl : 125)

Wallahul musta’an

Sumber : Manis

Salah Satu Tanda Kiamat: Orang Bodoh Dijadikan Pemimpin

Yang dimaksud dengan orang-orang bodoh disini adalah orang yang kemampuan berpikirnya lemah, dan tak bisa memimpin. Jangankan mengatur orang lain, mengatur dirinya sendiri saja ia tak bisa.

Baik buruknya masyarakat ditentukan oleh para pemimpinnya. Jika pemimpinnya baik, maka masyarakat pun akan menjadi baik. Namun, bila pemimpinnya rusak, maka masyarakat pun akan rusak. Rasulullah s.a.w. sudah mewartakan, bahwa diantara tanda-tanda Kiamat adalah diserahkannya tampuk kepemimpinan kepada orang-orang bodoh, yang tidak mau mengambil petunjuk dari al-Qur’an dan Sunnah, serta tidak mau menerima nasihat.
Jabir ibn Abdillah r.a.a meriwayatkan, bahwa Rasulullah s.a.w. berkata kepada Ka’ab ibn ‘Ajrah, “ Semoga Allah melindunginya dari kepemimpinan orang bodoh, wahai Ka’ab. ” Ka’ab lantas bertanya, “ Apakah yang dimaksud kepemimpinan orang-orang bodoh, wahai Rasulullah ? “
Nabi menjawab, “ Sepeninggalku nanti, akan muncul para pemimpin yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula mengambil sunnah-sunnahku. Barangsiapa membenarkan kedustaan mereka serta mendukung kezaliman mereka, maka mereka itu bukan termasuk golonganku dan aku pun bukan bagian dari mereka. Mereka tidak akan dapat mendekati telagaku. Barangsiapa tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak emndukung kezaliman mereka, maka mereka termasuk golonganku dan aku pun merupakan bagian dari mereka, dan mereka akan mendapatkan bagian dari telagaku. Wahai Ka’ab ibn ‘Ajrah, puasa adalah perisai, sedekah dapat menghapus kesalahan, dan shalat merupakan kedekatan atau petunjuk. Wahai Ka’ab ibn ‘Ajrah, daging yang tumbuh dari barang haram tidak akan masuk surga, dan neraka lebih utama untuknya. Wahai Ka’ab ibn ‘Ajrah, manusia ada dua, ada yang menyerahkan jiwanya (kepada Allah) dan ada yang membiarkannya atau membinasakannya. “ (HR. Ahmad dan Bazzar)
Dalam hadits lain, Nabi bersabda, “ Hari Kiamat belum akan terjadi sampai nanti kabilah-kabilah dikuasai oleh orang munafk dari kalangan mereka. “ (HR. Thabrani)
Apabila para penguasa, pemimpin, dan pejabat publik seperti ini, maka masyarakat oun akan rusalk. Pembohong dianggap benar, orang jujur dianggap pendusta, pengkhianat dipercaya, orang yang bisa dipercaya malah dianggap pengkhianat, orang bodoh akan berbicara, dan orang pintar diam saja.
Asy-Sya’bi berkata, “ Hari Kiamat belum akan terjadi sampai ilmu dianggap kebodohan dan kebodohan dianggap sebagai ilmu. “
Semua ini adalah kenyataan yang akan terjadi pada Akhir Zaman.
Abdullah ibn Amr r.a. meriwayatkan, bahwa Nabi s.a.w. bersabda, “ tanda-tanda Hari Kiamat adalah disingkirkannya orang-orang baik dan diangkatnya orang-orang jahat. “ (HR. Hakim dalam al-Mutadrak)
Disarikan dari buku ” Kiamat Sudah Dekat? “ 


Sumber: Eramuslim

Tetaplah Kedua Tangan itu Menengadah Ke Langit

Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab agar nilai dan kedudukan doa menjadi jelas bagi kita:

Adakah di antara kita yang hidupnya tertata secara sempurna?
Adakah di antara kita yang tidak mempunyai cita cita yang ingin diwujudkan?
Adakah di antara kita yang tidak mempunyai impian yang ingin dicapai?
Adakah di antara kita yang betul betul merasa lega dalam hidupnya?
Adakah di antara kita yang merasa tenteram karena dosa dosanya tidak akan memasukkannya ke dalam neraka?

Adakah di antara kita yang tidak butuh kepada Allah?
Wahai saudaraku, semua kita mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dalam mengarungi kehidupan ini, entah itu berupa harta, pasangan hidup, pekerjaan, keturunan, dan sebagainya. Semua kita mengharapkan ridha, petunjuk dan karunia Allah. Semua kita mempunyai problem yang mesti diselesaikan.
Ya Allah.., semua problem ditebarkan kepada manusia agar kami lari menujumu ya Allah. Berbagai harapan ditunda agar kami mengangkat kedua tangan kami kepadaMu ya Allah. AmpunanMu tidaklah diketahui, apakah diri diri kami Engkau ampuni atau tidak, agar kedua tangan kami tetap menengadah ke langit.
Apakah masuk akal ada orang yang tenggelam bergantung kepada orang yang tenggelam juga? Apakah masuk akal juga ada orang yang meminta kepada orang yang membutuhkannya juga? Apakah masuk akal juga ada orang yang menemui manusia agar mereka membantu kita menyelesaikan problem dengan lupa mengangkat tangan kepada Allah, Tuhannya manusia , Sang Raja DiRaja?
Cukuplah manusia menjadi mulia dengan kedua tangannya yang terangkat menuju Rabb Pemilik Arsy, dengan kedua mata yang terpejam, dan kedua bibir yang berbisik… Selamatlah bagi manusia , yang telah menggantungkan kalbunya dengan Zat yang Maha Esa. Selamat akan penghambaannya kepada Rabb Pemilik semesta alam…
Wahai saudaraku, marilah kita berdoa?

Amru Muhammad Khalid





Sumber: Eramuslim

Rizki-ku Ada di Langit, Bukan di Tempat Kerja !

Belajar Tawakal Kepada Putri 10 Tahun

Hatim Al Ashom, ulama besar muslimin, teladan kesederhanaan dan tawakal.
Hatim suatu hari berkata kepada istri dan 9 putrinya bahwa ia akan pergi utk menuntut ilmu.
Istri dan putri putrinya keberatan. Krn siapa yg akan memberi mereka makan.
Salah satu dari putri-putri itu berusia 10 tahun dan hapal Al Quran.
Dia menenangkan semua: Biarkan beliau pergi. Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati!
Hatim pun pergi
Hari itu berlalu, malam datang menjelang…
Mereka mulai lapar. Tapi tdk ada makanan. Semua mulai memandang protes kepada putri 10 tahun yg tlh mendorong kepergian ayah mereka.
Putri hapal Al Quran itu kembali meyakinkan mereka: Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati!
Dlm suasana spt itu, pintu rumah mereka diketuk. Pintu dibuka. Terlihat para penunggang kuda. Mereka bertanya: Adakah air di rumah kalian?
Penghuni rumah menjawab: Ya, kami memang tidak punya apa-apa kecuali air.
Air dihidangkan. Menghilangkan dahaga mereka.
Pemimpin penunggang kuda itu pun bertanya: Rumah siapa ini?
Penghuni rumah menjawab: Hatim al Ashom.
Penunggang kuda terkejut: Hatim ulama besar muslimin…..
Penunggang kuda itu mengeluarkan sebuah kantong berisi uang dan dilemparkan ke dalam rumah dan berkata kpd para pengikutnya: Siapa yg mencintai saya, lakukan spt yg saya lakukan.
Para penunggang kuda lainnya pun melemparkan kantong-kantong mereka yg berisi uang. Sampai pintu rumah sulit ditutup, krn banyaknya kantong-kantong uang. Mereka kemudian pergi.
Tahukah antum, siapa pemimpin penunggang kuda itu…?
Ternyata Abu Ja’far Al Manshur, amirul mukminin.
Kini giliran putri 10 thn yg telah hapal Al Quran itu memandangi ibu dan saudari-saudarinya. Dia memberikan pelajaran aqidah yg sangat mahal sambil menangis:
JIKA SATU PANDANGAN MAKHLUK BISA MENCUKUPI KITA, MAKA BAGAIMANA JIKA YG MEMANDANG KITA ADALAH AL KHOLIQ!
***
Terimakasih nak, kau telah menyengat kami yg dominasi kegelisahannya hanya urusan dunia.
Hingga lupa ada Al Hayyu Ar Rozzaq
Hingga lupa jaminan Nya: dan di LANGIT lah RIZKI kalian…
Bukan di pekerjaan…bukan di kebun…bukan di toko…tapi DI LANGIT!
Hingga kami lupa tugas besar akhirat
اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا
Duhai Allah, jangan Kau jadikan dunia sebagai kegundahan terbesar kami….
Budi Ashari, Lc
-Madrasah Al Fatih-
Barokallahu fiikum…


Sumber : Eramuslim

 
free counters

Blogger Community

Diberdayakan oleh Blogger.